Asal-Usul Tari Sintren

Asal Usul Tari Sintren Cirebon

Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan yang tersebar di berbagai daerah, mulai dari seni tari, seni musik, adat istiadat sampai keyakinan. Itulah mengapa Indonesia selalu dikagumi oleh banyak orang dari negara lain.indonesia juga kaya akan adat istiadat,budaya dan kesenian Nah Sahabat, kali ini ada kebudayaan yang masih dilestarikan oleh masyarakat Cirebon, namanya adalah tari Sintren yang dikenal lekat dengan unsur mistisnya.
Tari Sintren adalah seni tari tradisional asli Cirebon. Pementasan dari tarian ini biasanya dilakukan oleh beberapa orang dengan penari utamanya menggunakan kacamata hitam dan kostum khusus. Uniknya, penari tersebut menari secara nggak sadar dan diiringi musik yang nggak kalah mistis.
Tentunya Sahabat ingin tahu lebih banyak tentang tari ini, kan? Yuk, simak informasinya di bawah ini!

Menurut masyarakat sekitar, Sintren berasal dari dua kata yaitu si yang berarti “sang” dan tren yang berarti “putri”. Jika gabungkan kedua kata tersebut akan menjadi “sang putri”. Nah, menurut cerita rakyat dari Cirebon, dahulu kala ada kisah percintaan antara Ki Joko Bahu dan seorang putri bernama Rantamsari. Namun, hubungan tersebut tidak mendapat restu dari Sultan Agung Raja Mataram sehingga kedua orang tersebut terpisah.

Cerita mengenai asal-usul kesenian sintren tak terlepaskan dari kisah-kisah asmara antara seorang gadis bernama Sulasih dengan Raden Sulandono putra dari Ki Bahurekso dan Dewi Rantamsari tidak direstui oleh kedua orangtuanya. Kecewa dengan kedua orangtuanya, Raden Sulandono akhirnya memutuskan untuk pergi bertapa dan menyepi dengan bertapa di suatu tempat yang jauh dari keramaian entah sampai beberapa waktu yang tidak dapat diketahui oleh dirinya sendiri hanya untuk menenangkan diri dari sakitnya putus cinta dengan kekasihnya,Sulasih akibat dari pertentangan kedua orangtuanya yang tak merestui hubungan mereka. Hal ini membuat sang gadis yang bernama  Sulasih merasa sedih karena ditinggal pergi oleh sang kekasih lalu memutuskan untuk menjadi seorang penari agar bisa menjadi obat atau pelipur lara hati yang sedang Ia rasakan saat itu.
Sampai akhirnya Ki Joko Bahu dikabarkan mangkat. Tak percaya dengan kabar tersebut, Rantamsari kemudian mencari kekasihnya dengan menyamar menjadi penari Sintren. Sampai ajal menjemputnya pun putri Rantamsari tak pernah menemukan kekasihnya. Itulah mengapa kata Sintren sangat lekat dengan makna sang putri. Sejak dulu masyarakat percaya bahwa roh yang masuk ke tubuh penari adalah roh dari Rantamsari.

Melihat Putranya pergi membawa kesedihan dan kekecewaannya yang dalam pertapaan, secara diam-diam Dewi Rantamsari,Ibunda dari Raden Sulandono mengatur pertemuan kedua sepasang kekasih yang telah terpisahkan tersebut dengan melalui pertemuan ghaib.
Dengan menggunakan kesaktiannya, Sang Dewi Rantamsari memasukkan roh bidadari ke dalam tubuh kekasih Putranya yaitu Sulasih yang sedang menari sementara pada saat yang bersamaan ternyata roh Sulasih yang sesungguhnya diantarkan oleh Dewi Rantamsari untuk bertemu dengan roh Raden Sulandono yang juga sudah terlebih dahulu dipanggil dengan kesaktian Ibunya tersebut.
Dari kisah pertemuan alam ghaib yang melibatkan antara  roh Raden Sulandono dengan seorang gadis bernama Sulasih yang sudah terasuki roh seorang bidadari itulah masyarakat daerah pesisir Cirebon dan sekitarnya mengenal keenian sintren dan sejak saat itu tarian sinten sering dibawakan oleh penari sintren untuk berbagai macam pertunjukan sebagai media hiburan dan rekreasi masyarakat namun kental dengan unsur magis. Kesenian sintren ini kemudian berkembang dan dikenal di lingkungan sekitar wilayah Cirebon,Indramayu,Tegal,Brebes,dan sekitarnya bahkan hingga dikenal dan diakui sebagai warisab budaya bangsa Indonesia yang patut dijaga dan dilestarikan keberadaannya agar kelak anak cucu kita dapat terus menyaksikan dan mengenal kesenian tari sintren ini bahkan hingga ke generasi-generasi berikutnya

sumber : pesona.travel

Keunikan Dalam Tari Sintren

Dalam pementasannya, nggak sembarang orang bisa menjadi penari Sintren, lho. Ada beberapa syarat khusus yang harus dipenuhi untuk menjadi penari utamanya. Penari Sintren harus masih lajang dan nggak pernah tersentuh oleh laki-laki (masih perawan). Penari tersebut juga harus melakukan puasa terlebih dahulu sebelum pementasan agar benar-benar suci dan bersih. Hal ini bertujuan agar roh yang memasuki penari nanti nggak kesulitan untuk merasuki tubuh penari.
Ketika alunan musik bernuansa mistis tersebut mulai dimainkan, kemudian sang pawang mulai beraksi dengan membacakan doa-doa. Penari sebelumnya menggunakan pakaian putih dan kacamata hitam dengan kondisi terikat oleh tali. Setelah itu pawang memasukkannya ke dalam kurungan tertutup dan memberikan kostum khusus. Kostum ini hampir mirip dengan kostum yang digunakan untuk wayang orang, Sahabat.

Nah, ini yang membuat penasaran banyak orang. Dalam kondisi tubuh terikat dan di dalam kurungan yang gelap, tiba-tiba penari sudah terlepas dari tali dan mengenakan pakaian saat kurungan dibuka oleh pawang.

Tarian Mistis Saat Purnama Tiba

Setelah pawang selesai membacakan doa, kemudian dupa diputar-putarkan di atas kurungan dengan iringan musik tetap dimainkan. Pada akhirnya, pawang membuka kurungan tersebut dan terlihat penarinya sudah terlepas dari tali yang mengikatnya dan sudah mengenakan kostum. Inilah yang menjadi salah satu keunikan dari tari Sintren.

Penari akan langsung menari tanpa adanya komando sebelumnya. Dengan gerakan tangan sederhana dan kaki yang dihentak-hentakkan pertanda pertunjukan sudah dimulai. Setelah selesai, biasanya penari akan dibantu dengan pawangnya untuk berputar mengambil uang saweran dari penonton. Jika secara nggak sengaja melakukan kontak langsung dengan laki-laki maka penari Sintren akan langsung pingsan. Nantinya, pawang akan memasukkan roh kembali ke tubuh penari tersebut agar dapat berdiri lagi.

sumber : goodnewsfromindonesia.com

Biasanya pementasan tari Sintren ini akan dilaksanakan pada malam hari saat bulan purnama. Hal ini berhubungan dengan roh halus yang masuk ke dalam tubuh penari tersebut. Namun seiring perkembangan zaman, kini tari Sintren dapat dilakukan kapanpun untuk tujuan menghibur wisatawan. Tari Sintren ini juga sering dipentaskan pada acara tertentu seperti pernikahan, khitanan atau hajatan.namun,seiring perkembangan zaman tarian sintren juga menjadi lebih modern dan berkelas kaena sering juga dipanggil untuk melakukan pementasan dalam event-event festival tertentu yang lebih memiliki konsep yang matang sehingga dapat menarik minat penonton untuk menyaksikan pertunjukan tersebut. Kini,kesenian tari sintren sudah dikenal oleh masyarakat luas berkat keunikan dalam penyajian atau penampilan tariannya yang tak seperti tarian lain yang hanya menitikberatkan pada unsur gerak tarinya saja namun kesenian tari sintren ini juga memiliki unsur-unsur lain yang menjadi ciri khas tersendiri dari tarian sintren ini yaitu dengan kekentalan unsur magis dan mistisnya yang kemudian membuat tarian ini mudah dikenal dan dibedakan dengan tarian daerah lainnya yang hanya mengandalkan unsur gerak tari tanpa ada atraksi.
Sahabat bisa menyiapkan waktu untuk berkunjung ke Cirebon dan melihat pementasan tari Sintren. Menyaksikan langsung tarian ini akan memberikan kesan tersendiri untuk Sahabat. Yuk, segera agendakan kunjunganmu!

Komentar

Postingan Populer