SANGGAR TARI AKAR RANDU ALAS




Sanggar tari adalah adalah tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau sekumpulan orang untuk berkegiatan menari. Kegiatan yang ada disebuah sanggar adalah sebuah pembelajaran tentang berbagai tarian yang meliputi proses pembelajaran, pembentukan, penciptaan hingga produksi dan semua proses hampir sebagian besar dilakukan didalam sanggar (tergantung ada tidaknya fasilitas didalam sanggar), yang dimana setelah kegiatan latihan adalah pementasan.

Sanggar tari termasuk kedalam pendidikan nonformal, sanggar tari biasanya didirikan secara mandiri atau perorangan, mengenai tempat dan fasilitas belajar pada sanggar tergantung kondisi masing-masing sanggar, ada yang kondisinya terbatas namun fasilitas nya sangat lengkap, selain itu sintem seluruh kegiatan yang terjaid didalam sanggar tari sangat fleksibel, seperti menyangkut prosedur administrasi, pengadaan sertifikat,pembelajaran yang menyangkut metode pembelajaran himgga evaluasi, mengikuti masing-masing peraturan sanggar tari, sehingga antara sanggar tari dan sanggar lainnya belum tentu sama. Karena didikan secara mandiri, sanggar tari biasanya berstatus swasta, dan untuk penyertaan hasil pendidikannya harus melalui proses penyertaan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah daerah agar bisa setara dengan pendidikan formal.

Selain sebagai tempat pendidikan nonformal sanggar juga termasuk kedalam kursus  nonformal sehingga hak ini menyebabkan kerancuan pemahaman tentang sanggar dan kursus. Umtuk membedakan hal tersebut dapat dilihat dalam penjelasan berikut:

sanggar dan kursus adalah sama-sama tempat pelatihan yang mana keduanya merupakan tempat pendidikan nonformal, tetapi antara sanggar dan kursus memiliki perbedaan sebagai berikut:
sanggar mencakup seluruh proses dari awal hingga akhir yaitu mencakup proses pengenalan (biasanyan melalui pelatihan singkat atau workshop) pembelajaran, penciptaan atau membuat tari, dan pagelaran atau pentas.untuk sertifikat sebagian besar biasanya tidak memberikan sertifikat, kecuali pada sanggar-sanggar tertentu yang memang memiliki program umtuk memberikan sertifikatnya kepada anak didiknya, sedangkan kursus biasanya hanya mencakup proses pembelajaran atau kegiatan mengajar belajar.
Kursus biasnya menyelenggarakan tempat pembelajaran dalam waktu singkat setelah itu peserta mendapat sertifikat dan kusus berakhir, sedangkan sanggar memiliki masa kenggotaan yang lebih lama bahkan terkesan tidak ada batas awaktu kenggotaan.

Untuk keperluan penggolongan seni tari di Indinesia dapat digolongkan dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah seni tari dibagi menjadi 3 yaitu, era kesukuan prasejarah, era hindu budha, dan era islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya dibagi menjadi 2 yaitu, tari keraton (tari istana) tari yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dirakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya tarian indonesia di bagi menjadi 2 yaitu, tari tradisional dan tari kontemporer.

Era Sejarah

1. Tari bercorak prasejarah atau suku pedalaman
sebelum bersentuhan dengan suku asing, suku bangsa di Indonesia sudah mengembangkan tariannya masing-masing. Hal ini tampak pada suku yang bertahan dari pengaruh luar dan memilih hidup sederhana dipedalaman misalnya, sumatra, kalimantan, jawa, sulawesi, kepulauan maluku dan papua yang ada beberapa daerah masih masuk pedalaman. Banyak ahli antropologi bahwa tarian di Indonesia berawal dari ritual doa dan upacara keagamaan. Tari seperti ini biasanya berawal dari ritual seperti tari perang, tari dukun untuk menyembuhkan penyakit, tari memanggil hujan dan berbagai jenis tarian yang berhubungan dengan pertanian seperti tari hudoq di suku dayak.
2. Tari bercorak Hindu-Budha
dengan diterima agama dharma di Indonesia, hinduisme dan budhaisme dirayakan dalam berbagai ritual suci dan seni. Kisah epik seperti ramayana, mahabarata, dan panji menjadi ilham untuk ditampilkan tari-drama yang disebut sendratari menyerupai ballet dalam tradisi barat. Suatu metode tari yang sangat rumit dan sangat bergaya diciptakan dan tetap lestari hingga kini, terutama dipulau Jawa dan Bali. Sendratari jawa ramayana yang rutin dipentaskan di candi perambanan, yogyakarta; sementara sendratari yang sama dipentaskan di Bali di berbagai pura diseluruh pulau bali. Dibali tarian telah menjadi bagian tak terpisahkan dari ritual suci hindu dharma. Beberapa ahli percaya tari dibali lebih tua dibanding tari dari jawa, relief dari candi dijawa tengah pada abad ke-14 menampilkan mahkota dan hiasan kepala yang mirip dengan hiasan kepala yang kini orang bali gunakan. Hal ini menyebabkan kesinambung tradisi luar biasa yang tidak terputus kurang lebih selama 600 tahun. Beberapa tarian suci hanya boleh di gelarkan pada upacara suci tertentu, masing-masing dari tari bali mempunyai fungsi yang berbeda mulai dari upacara suci, tari yang menceritakan legenda, hingga tarian penyambutan.
3. Tari corak islam
sebagai agama yang datang kemudian, agama islam mulai masuk kenusantara ketika tari asli dan tari dharma masih populer. Seniman dan penari menggunakan gaya dari era sebelumnya, mengganti kisang yang lebih berpenafsiran islam dan busana yang lebih tertutup sesuai ajaran islam. Pergantian ini terlihat sangant jelas di tari persembahan dari Jambi, penari masih dihiasi dengan perhiasan emas yang rumit dan raya seperti dalam masa hindu-budha tetapi pakaian yang digunakan lebih tertutup dan kesopanan yang sesuai ajaran islam. Era baru ini membawa gaya baru dalam tari, tari zapin melayu dan tari saman aceh menerapkan gaya tari arabia dan persia, digabungkan dengan gaya lokal menampilkan generasi tarian baru di era islam. Digunakan pula alat musik khas arab dan persia seperti rebana, tambur dan gendang yang menjadi alat musik utama dalam tari bernuansa islam, begitu pula nyanyian yang disenandungkan doa-doa islami.
4. Pendukung
Tari keraton dan tari rakyat
Perbedaan yang paling jelas antara tarian keraton dan tarian rakyat adalah tampak dalam tradisi tarian jawa. Strata masyarakat jawa beragam dan berlapis-lapis dan bertingkat tercermin dalam budayanya. Jika golongan bangsawan lebih memperhatikan kehalusan, unsur spiritual, keluhuran, dan keadiluhungan; masyarakat kebanyakan lebih memperhatikan unsur hiburan dan social dari tarian. Sebagai akibatnya sanggar keraton lebih ketat dan memiliki seperangkat aturan dan disiplin yang dipertahankan dari generasi kegenerasi, sementara sanggar rankyat lebih bebas dan terbuka atas berbagai pengaruh. Dibandingkan dengan tari keraton yang dikembang kan dan diindungi sama pihak keraton tari rakyat Indonesia lebih dinamis , enerjik, dan relatif bebas karena tari atau sanggar rakyat lebih memperhatikan hiburan dan social dibandingkan spiritual.

Sanggar akar randua  alas sendiri  merupakan sanggar rakyat tradisional yang didirikan oleh bapak Ardi Kardila pada tanggal 5 desember 2010. Seorang pria paruh baya keturunan keraton kanoman yang memiliki ketertarikan pada dunia seni. Ide pendirian sanggar randu alas ini berawal dari ketika beliau memutuskan untuk mengundurkan diri menjadi guru honorer yang kemudian beliau melihat dilingkungan sekitar banyak remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas dan kurang peduli dengan budaya bangsa sendiri, sehingga membuka pemikiran beliau untuk membuka sanggar ini yang bertujuan untuk meminimalisir pergaulan bebas sekaligus melestarikan kebudayaan bangsa agar tidak sampai punah apalagi diambil oleh bangsa asing.
Nama sanggar akar randu alas sendiri memiliki makna yang berarti pohon besar yang hidup lebih dari ratusan tahun dan akarnya itu bisa menghidupi pohon, batang, dan buahnya. Jadi akar randu alas artinya bisa bertahan dan kokoh selamanya.

Komentar

Postingan Populer