KESENIAN SINTREN BAGAIKAN KEARIFAN LOKAL


KESENIAN SINTREN BAGAIKAN KEARIFAN LOKAL





Haiii teman-teman kali ini saya akan uraikan tentang Kesenian Sintren Bagaikan Kearifan Lokal… Mari kita lihat bloog saya…

Kearifan lokal yaitu budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri, dan Kearifan biasanya diwariskan secara turun temurun dari suatu generasi ke generasi dari cerita…
nilai keamanan. Padakehidupan di Dusun Blimbing, meskipun
listrik sudah masuk namun kalau sudah senja maka suasana menjadi sunyi. Kondisiitu akan berubah jika ada latihan sintren
maupun pertunjukan sintren menjadi lebih hidup. Banyak warga yang ikut melihat sehigga hal ini dapat membuat
mereka pergi tidur agak malam dan keamanan menjadi lebih meningkat.

nilai seni. Seni sintren mengandung nilai seni sastra, seni tari,
tata rias, seni busana, dan seni dekorasi. Kelima hal tersebut dijelaskan sebagai
Berikut:
●Seni sastra
Pada tembang-tembang yang dinyanyikan hampir setiap daerah
memiliki kekhasannya masing-masing. Kondisi itu membuat peluang kepada pada juru kawi rajin berlatih dan rajin
mengadakan ungkapan-ungkapan spontanitas, akan mampu menyusun kata-kata dan kalimat-kalimat baru yang lebih indah, disamping itu juga akan tercipta syair baru yang mengandung
isi serta bentuk syair yang lebih indah. Tentu saja bahasa sintren pekalongan akan memiliki bentuk sastra tersendiri
yang akan berbeda dengan bentuk-bentuk sastra yang digunakan dalam pergualan sehari-hari. Dengan kreasi serta inovasi
baru dalam syairnya bukan tidak mungkin seni sintren akan menjadi sebuah hiburan yang menarik sebuah hiburan yang
menarik bagi penontonya.

●Seni Tari
Sintren garapan, unsur tari menjadi lebih penting lagi. Hal itu
 tampak pada penataan serta pola tariyang sudah dirancang sedemikian rupa dengan memerhatikan gerakan, kostum,
dan juga alur cerita yang digambarkanya. Sebagaimana di dalam adegan pedesaan seorang sintren yang bernama Sulasih
datang dengan pakaian/kostum busana yang masih sederhana dengan diiringi para penari bedaya dari kehayangan.
Setelah itu melalui berbagai tahapan yang ada, sintren memakai busana yang indah bagaikan bidadari. Tarian dalam sebuah
sintren garapan sangat menonjol karena memang dipersiapkan dan dipolakan sesuai adegan dan alur cerita.

●Tata rias
Selain sintren tata rias atau make up seorang bador yang berperan sebagai komedian juga penting untuk
menghidupkan pertunjukan sintren. Kondisi tersebut tampak dari sintren garapan. Sebagai sebuah sintren garapan
lebih menonjolkan nilai seni yang menghibur maka make up merupakan unsur yang sangat penting, dengan
bermake up kekurangan isik dapat ditutup dengan make up ini.


●Seni busana
Pakaian penari diusahakan busana yang berbeda dan
menambah kecantikan, busana bodor yang mampu menambah kegagahannya, namun diharapkan ada unsur kelucuan,
para juru kawiyang berbusana kebaya dan kain, sedang para penabuh pria berpakaian ikat kepala, baju komprang
dan celana komprang. Maka dari itu dalam kesenian sintren brebes ini dalam busananya memiliki peranan yang sangat
penting pula.

●Seni dekorasi
Setelah muncul sintren garapan maka unsur dekorasi ada, hal itu
tampak pada penggarapan poperti yang digunakan serta berbagai pernik panggung atau lantai yang digunakan sebagai arena pertunjukan. Sebagai contoh, dalam sintren garapan divisualisasikan sampah atau dedaunan yang berada di arena
pertunjukan untuk memunculkan kesan desa. Bahkan di tambah dengan tata lampu yang memvisualisasikan latar cerita.

 hiburan. Kehadiran kesenian sintren pekalongan ini kembali di tengah-tengah masyarakat di pedesaan tersebut akan mempunyai nilai hiburan tersendiri.

yang cukup tinggi di tengah-tengah  banyak hiburan yang lain yang lebih modern. Munculnya sintren garapan  juga smeakin menambah khasanah  pertujukan sintren sebagai seni yang menghibur. Unsur-unsur baru dalam kesenian sintren garapan yang mempunyai nilai keindahan merupakan sesuatu yang menghibur, seperti alur
cerita yang jelas, gerakan tari, tata panggung, penari latar maupun poperti lain dapat menyuguhkan hiburan tersendiri dalam sintren garapan.

Ekonomi. Ketika kesenian sintren di kota pekalongan mengalami kejayaan maka banyak sekali bermunculan kelompok sintren namun setelah sepi tanggapan maka keberadaannya kini hampir punah. Pada jaman dulu memperoleh uang dari hasil tanggapan serta temongan dari penonton, namun sekarang dengan sepinya tanggapan maka uang sering diperoleh hanya dari tanggapan saja. Keberadaan kesenian sintren di kota pekalongan maupun kabupaten pekalongan saat ini sangat memprihatinkan. Kesenian sintren yang dahulu pernah
mencapai kejayaan dan menjadi ikon di dua pemerintahan daerah itu secara perlahan mulai mengalami kemunduran dan bahkan menuju kepunahan jika tidak di lakukan langkah-langkah upaya pelestarian. Sebagai mana berikut langkah-langkah pelestarian yaitu :
(1)  mempertahankan keberadaan budaya tersebut,
(2) mengembangkan budaya yang sudah ada itu, dan
(3) kemudian memanfaatkan budaya itu sendiri.

Dan ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah yaitu melalui masyarakat sendiri (intern) maupun dari pemerintah (ekstern).
Upaya secara intern sebagai berikut:
1.Latihan. Dengan diadakannya latihan tersebut, secara tidak langsung mengenalkan kembali sintren terhadap generasi muda dan warga masyarakat lainnya yang sudah lupa. Latihan tersebut juga upaya agar si pelaku seni pertunjukan itu tidak lupa irama gamelan, lagu yang dinyanyikan, tahap-tahap pelaksanan maupun mantra-mantra sang pawing.
2.Sarana-prasarana. Dengan perkembangan jaman di era sekarang sarana-prasaran penunjang kesenian sintren pun ikut berkembang. Dahulu alat pengiring pertujukan tersebut hanya menggunakan seperangkat gamelan slendro, sekarang sudah di tambah atau dilengkapi dengan sebuah organ dan juga gitar listrik.

Selain itu juga seni jaran kepang(kuda lumping).Upaya secara ekstern sebagai berikut:
1.Wujud pelestarian dengan membawa kesenian sintren asli atau tradisional pada even-even tertentu yang memungkinkan untuk dilakukan.
2.Bantuan berupa seperangkat alat gamelan, karena bantuan berupa sepangkon  (slendrodan pelog) maka untuk sementara dialihkan agar fungsinya lebih maksimal.
3.Memberikan sanggar atau gedung sanggar budaya untuk menunjang aktivitas seni di Kota   Pekalonga.
4.Pengembangan sintren ke sintren garapan yang di rasa lebih menarik untuk ditonton.

Menurut Bakker, konsep pengada bersifat analogal. Pendapat  ini didasarkan atas anggapan bahwa pada dasarnya konsep pengada berusaha mengungkapkan masing-masing taraf menurut realitasnya dan menurut aspeknya. Setiap pengada memiliki mengada ditangkap
menurut timbal baliknya dalam hal dalam komunikasi dan kebersamaan sehingga dengan
konsep itu semua pengada mengada; berlaku bagi Tuhan, manusia, hewan, tumbuhan, tanah dan lain-lain (Bakker, 1992: 257).
Berdasarkan hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep ‘pengada’ adalah umum universal
dan sama, yakni dalam hal mengada. Konsep ‘pengada’ juga memiliki konsep pengucapan dalam hal mengadanya menurut kemandirian dan perbedaannya. Setiap pengada diungkapkan menurut mengadanya yang serba pribadi (Bakker, 1992: 259).

Konsep Kesenian Sintren Ditinjau dari Segi Meta isika Anton Bakker
Berbagai penggambaran, baik tentang konsep kesenian sintren maupun model
pemikiran Anton Bakker tentang persolan meta isika telah peneliti paparkan pada
bab-bab sebelumnya. meminta tanda terima kasih berupa uang ala kadarnya.
Tempat yang digunakan untuk pertunjukan kesenian sintren adalah arena terbuka. Hal ini di maksudkan agar pertunjukan yang sedang berlangsung tidak terlihat batas antara penonton
dengan penari sintren maupun pendukungnya. Lagu-lagu yang dimainkan biasanya lagu jawa. Alat music yang digunakan, awalnya merupakan alat yang sederhana. Busana yang digunakan penari sintren dulunya berupa pakaian kebaya (untuk atasan).


Begitulah uraian dari judul dari Kesenian Sintren Bagaikan Kearifan Lokal  ini ya teman-teman … jangan  lupa baca Blog saya yang lainnya ya teman-teman….



Jumat, 27 Desember 2019

-Gumulung Lebak


Salam Hangat,Dian😉


Sumber Tulisan :
●saya
●https://media.neliti.com/media/publications/124437-ID-kesenian-sintren-sebagai-kearifan-lokald.pdf


ditulis oleh : Dian Sari
Kelas : G Manajemen 1

Komentar

Postingan Populer