Generasi Penerus Budaya Bangsa

Generasi Penerus Budaya Daerah



     Bapak Adi Kardila,begitulah beliau biasa disapa di lingkungan Desa Kalikoa,Cirebon,Jawa Barat. Pria paruh baya dengan nama lengkap Adi Kardila yang memiliki kecintaan terhadaap seni yang menjadikannya sebagai pendiri sanggar sekaligus pimpinan sanggar Akar Randu Alas yang sekarang memiliki cukup banyak anak didik dari berbagai usia,namun rata-rata usia anak didiknya seumuran anak-anak remaja. Bapak Adi Kardila merupakan seorang putra keturunan abdi dalem Keraton Kesepuhan Cirebon yang sampai saat ini pun kedua orangtuanya masih menjadi abdi dalem Keraton Kesepuhan Cirebon. Beliau bersama istrinya bersama-sama memutuskan untuk mendirikan sebuah sanggar seni tari di kediamannya sendiri pada tahun 2010 tepatnya pada tanggal 5 Desember . Ide ini berawal dari keputusan Bapak Adi Kardila untuk memutuskan mengundurkan diri dari yang semula menjadi guru honorer karena sudah sekian lama mengabdi namun belum juga diangkat menjadi PNS,maka dari sini Bapak Adi Kardila memutuskan untuk membanting setir menjadi seorang seniman dengan mendirikan sebuah sanggar atas inisiatif diri pribadi. Dengan modal pengetahuan di bidang seni dan banyak melanglang buana mencari ilmu tentang seni sampai ke pelosok daerah nusantara yang salah satunya adalah daerah Yogyakarta yang kental akan budayanya,dari sinilah Bapak Adi Kardila memiliki bekal untuk mengembangkan dan menyalurkan bakat dan kecintaannya terhadap seni kepada generasi muda. Selain itu, ada alasan lain mengapa Bapak Adi Kardila mendirikan sanggar,karena Bapak Adi Kardila melihat sendiri bagaimana perilaku dan karakter pemuda-pemudi/remaja sekitar yang kurang perduli akan kebudayaan bangsa sendiri,terlibat pergaulan bebas,putus sekolah,dan lebih tertarik pada gadget dan kecanduan game online. Dengan melihat hal seperti ini Bapak Adi Kardila tergerak untuk mendirikan sebuah sanggar sebagai media atau wadah generasi muda daerah sekitar tempat tinggalnya untuk menyalurkan kegiatan positif yang lebih bermanfaat karena selain untuk media hiburan dan rekreasi,gabung dalam sanggar tari juga bisa meminimalisirkan angka pergaulan bebas karena para remaja mengalihkan kegiatannya dengan melakukan kegiatan yang lebih positif dan juga bisa meneruskan atau melestarikan budaya daerah yang kita miliki agar tidak diklaim oleh bangsa lain serta agar tidak punah sehingga akan tetap lestari hingga generasi-generasi berikutnya. Kebetulan beliau sebelum mendirikan sebuah sanggar telah lebih dahulu memiliki anak-anak angkat yang ikut beliau dari tahun 2007 silam,sehingga ketika Bapak Adi Kardila mendirikan sebuah sanggar maka yang beliau ajak pertama kali untuk bergabung ke dalam sebuah sanggar adalah anak-anak angkatnya dan adiknya.
   
      Sanggar seni tari yang Bapak Adi Kardila dirikan ini memiliki bermacam seni tari daerah beberapa diantaranya adalah seni tari topeng khas Cirebon,seni tari sintren/lais khas Cirebon,atraksi debus,seni tari tradisional modifikasi,seni tari merak,dan masih terdapat berbagai kesenian lainnya. Cara beliau menarik minat para pemuda-pemudi daerah Kalikoa untuk gabung dalam sanggar seni tarinya yaitu dengan cara sering melakukan pentas-pentas yang awalnya diadakan sendiri kecil-kecilan dan rutin melakukan latihan sehingga ketika ada yang melihat pertunjukkan mereka maka para generasi muda ini tertarik dan boleh langsung bergabung untuk mengikuti latihan. Jadwal latihan anak-anak sanggar Akar Randu Alas ini dilakukan tiga kali dalam seminggu atau sesuai dengan jadwal pementasan,jika akan dilakukan pementasan maka mereka akan lebih giat lagi dalam latihan. Waktu latihannya menyesuaikan dengan jadwal anak-anak sanggar pulang sekolah maupun pulang bekerja karena rata-rata yang bergabung dalam sanggar Bapak Adi Kardila ini memiliki status sebagai pelajar dan ada yang sudah bekerja. Setiap latihan anak-anak didiknya ini tidak dipungut biaya sepeserpun untuk biaya latiahn mereka hanya diminta kesediaannya dalam berlatih seni tari daerah. Di dalam setiap latihannya walaupun cabang seni tari yang Bapak Adi Kardila ajarkan ini ada beberapa yang identic dengan kekuatan magis namun dalam pelaksanaan latihan dan tarian yang Bapak Adi Kardila ajarkan ini tidak ada yang melenceng dari ajaran Islam,mereka tidak mempunyai ritual khusus untuk melakukan sebuah tarian tersebut,mereka hanya berdoa bersama setiap akan melakukan latihan maupun pentas. Setiap melakukan pementasan juga Bapak Adi Kardila tidak memasang tarif kepada orang-orang yang menyaksikan pementasannya ataupun seseorang yang memanggilnya untuk melakukan pementasan. Bapak Adi Kardila hanya menerima upah seikhlasnya dari pelaksanaan pementasan kesenian tari tersebut,beliau tidak terlalu mengharapkan imbalan berupa materi dari penampilan anak-anak sanggarnya namun beliau hanya merasa puas dan senang ketika melihat generasi penerus bangsa tertarik dengan kesenian bangsanya sendiri dan terus mengajak anak-anak untuk turut serta dalam menjaga budaya bangsa agar tetap lestari. Ketika melakukan pementasanpun Bapak Adi Kardila sendiri yang menyiapkan berbagai kostum dan properti untuk pementasan dan semua perlengkapan tersebut diberikan gratis untuk anak-anak didiknya ketika tampil dalam pementasan tari.
     
     Berkat kegigihan beliau dalam mempromosikan budaya daerah lewat berbagai penampilan tari daerah menjadikan beliau dikenal di daerah tempat tinggal beliau sebagai seorang seniman yang terus melakukan upaya pelestarian budaya bangsa dan berpengaruh bagi pelestarian budaya bangsa Indonesia,tak jarang beliau menerima panggilan untuk mengisi pementasan tari hingga keluar daerah atau keluar kota,entah sudah tak terhitung lagi berapa kali mereka melakukan pementasan dan memperkenalkan kebudayaan tari daerah ke berbagai pelosok nusantara ini sehingga generasi muda bisa lebih mengenal lagi budaya bangsa sendiri sehingga tidak terpatok pada budaya barat maupun budaya asing yang dianggap oleh anak-anak jaman sekarang lebih keren. Bapak Adi Kardila dengan semangatnya meyakinkan bahwa budaya bangsa sendiri juga tidak kalah keren karena memilik berbagai macam keunikan dan ciri khas yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Menurut beliau, bangsa kita hanya akan merasa kehilangan dan merebut kembali kebudayaannya ketika sudah ada yang mengklaim dan mengakui budaya kita sebagai budaya mereka. Makadari itu, untuk meminimalisir kejadian yang pernah terjadi beberapa tahun silam dimana ketika  kebudayaan bangsa kita diklaim dan diakui oleh bangsa asing maka akan sulit juga untuk merebut kembali kebudayaan yang sudah diklaim tersebut karena generasi bangsa kita juga sudah tidak turut dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan kita sehingga inilah cita-cita dan tekad terbesar beliau untuk terus menarik minat generasi penerus untuk terus mencintai,menjaga,dan turut serta dalam melestarikan budaya bangsa sendiri karena Indonesia memiliki banyak kebudayaan yang sangat unik dan tidak dimiliki oleh bangsa lain,salah satunya yaitu berbagai macam tari daerahnya yang beraneka ragam dan memiliki ciri khas masing –masing sesuai dengan asal daerah tarian tersebut dan jika kita terus melestarikan nya maka akan menarik wisatawan asing untuk berwisata ke Indonesia dan ingin belajar tentang kesenian bangsa kita sehingga harapannya agar kesenian bangsa kita dapat diakui dimata dunia atau dikancah internasional,hal ini yang akan menjadikan bangsa kita sebagai bangsa yang dikenal dunia sebagai bangsa yang terpandang karena mampu menjaga kesenian dari leluhurnya.


Komentar

Postingan Populer